Langkah Mudah Menulis Karangan Menurut Pengalaman
Kali ini DapurImajinasi akan membagikan trik atau langkah mudah menulis karangan menurut pengalaman. Setiap orang memiliki pengalaman. Pengalaman adalah hal yang pernah dialami oleh seseorang. Pengalaman setiap orang beragam, mirip pengalaman lucu, menggembirakan, mendebarkan, mengenaskan, mengharukan, memalukan, asing, dan lain-lain. Pengalaman yang menciptakan seseorang terkesan dan sukar untuk dilupakan disebut pengalaman yang mengesankan.
Sebuah pengalaman mampu dituliskan ke dalam bentuk karangan. Sebelum menuliskan sebuah karangan, semestinya kita membuat kerangka karangan ter
1. memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih terencana
2. membuat lebih mudah penempatan bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting
3. menyingkir dari timbulnya pengulangan dongeng.
4. membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang dibutuhkan.
(Baca juga: Cara Praktis Menulis Laporan Pengamatan)
Langkah-Langkah Menulis Karangan
Berikut langkah-langkah dalam menulis karangan menurut pengalaman.
1. Menentukan tema atau topik karangan
2. Menentukan rencana judul
3. Menyusun kerangka karangan
4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang bergotong-royong
5. Memberi judul karangan
Perhatikan acuan kerangka karangan berikut.
Tema/topik : Salah menggunakan seragam
Rencana judul : Malu sebab Beda Warna
1. Menentukan tema atau topik karangan
2. Menentukan rencana judul
3. Menyusun kerangka karangan
4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang bergotong-royong
5. Memberi judul karangan
Perhatikan acuan kerangka karangan berikut.
Tema/topik : Salah menggunakan seragam
Rencana judul : Malu sebab Beda Warna
Kerangka karangan
- Paragraf I : Aku berdiri terlalu siang
- Paragraf II : Aku lupa bahwa seragam pramuka hari Sabtu diganti seragam merah putih
- Paragraf III : Aku malu alasannya menggunakan seragam berlawanan
(Baca juga: Kamu Pasti Langsung Bisa, Cara Praktis Menentukan Ide Pokok Paragraf)
Pengembangan Kerangka Karangan
Kerangka karangan di atas mampu dikembangkan menjadi karangan berikut.
Malu sebab Beda Warna
Pagi hari itu saya bangun terlalu siang. Waktu itu aku berdiri pukul 06.00, padahal umumnya aku berdiri pukul 05.00. Aku terkejut menyaksikan jam di kamarku. Aku sempat tidak percaya, tetapi aku sadar bahwa memang jam di dinding memberikan pukul 06.00. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah itu, saya menggunakan seragam hari Sabtu, ialah seragam pramuka. Setelah seluruhnya siap, aku segera berangkat ke sekolah dengan terburu-buru.
Sesampai di gerbang sekolah aku terperanjat. Semua siswa yang baru tiba dan yang sedang bermain di halaman sekolah menggunakan seragam merah putih. Aku lantas teringat pengumuman kemarin. Sekolah menginformasikan seragam hari Sabtu diganti dengan seragam merah putih alasannya adalah akan diadakan upacara memperingati hari Pahlawan. Aku resah. Aku ingin pulang untuk ganti baju, namun pasti nanti aku telat. Akhirnya, saya putuskan untuk tidak pulang supaya nanti tidak telat.
Upacara memperingati hari Pahlawan pun dimulai. Waktu itu aku aib sekali. Dari ratusan siswa yang menjadi penerima, cuma saya saja yang menggunakan seragam dengan warna berlawanan. Aku malu sekali. Untung saja aku tidak disuruh berdiri di depan peserta upacara. Aku juga tidak menerima hukuman, hanya saja saya menerima teguran dari wali kelasku.
(Baca juga: Contoh Karangan Berdasarkan Pengalaman Nyata)